|

Cari Tahu Siapa Pangeran Antasari. Sang Pahlawan Banjar

Siapa dari Teman-Teman yang tidak tahu tentang Pangeran Antasari? Pastinya sudah pernah mendengar bahkan membaca cerita perjuangannya melawan Belanda untuk rakyat Banjar di buku sejarah, bukan? Tapi, memang jika belajar lewat buku sejarah akan cukup panjang cerita tentang beliau. Mulai dari masa kecil, hingga masa-masa perjuangan beliau ketika melawan bangsa Belanda. 

Nah, bagi Teman-Teman yang ingin mengetahui tentang Pangeran Antasari, namun tidak terlalu senang baca buku sejarah, Teman-teman bisa baca artikel berikut yang akan menceritakan tentang beliau secara singkat. Simak ya!

Pangeran Antasari adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau lahir pada 1797 atau 1809 di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dan kemudian beliau meninggal pada 11 Oktober 1862 di umur 53 tahun di Bayan Bengok.

Sebagai pangeran, beliau merasa kasihan dan prihatin melihat Kesultanan Banjar yang menjadi ricuh karena campur tangan bangsa Belanda pada kesultanan yang semakin hari semakin besar. Berbagai gerakan rakyat di wilayah pedalaman Banjar timbul dan beliau diutus untuk menyelidiki berbagai gerakan rakyat yang bergejolak. 

Pangeran Antasari meninggal dikarenakan sakit cacar dan paru-paru di wilayah pedalaman sungai Barito, Kalimantan Tengah. Kerangka beliau dipindahkan ke wilayah Banjarmasin kemudian dimakamkan kembali di sana, tepatnya di Taman Makam Perang Banjar Banjarmasin Utara. Setelah Pangeran Antasari meninggal dunia, perjuangannya dilanjutkan oleh putra beliau, Sultan Muhammad Saman dan Mangkubumi Panembahan Muda atau Pangeran Muhammad Said. Selanjutnya dilanjutkan oleh cucu beliau Pangeran Perbatasari dan Ratu Zaleha.

Sebelum meninggal, tepatnya pada tanggal 14 Maret 1862, beliau dinobatkan menjadi pimpinan pemerintahan paling tinggi di Kesultanan Banjar. Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin adalah gelar yang beliau sandang. Beliau dinobatkan di hadapan kepala-kepala suku Saya dan Adipati Tumenggung Surapati yang menguasai wilayah Kapuas, Dusun Atas, Kahayan. 

Silsilah Keluarga Pangeran Antasari

pangeran antasari
Sumber Oleh: https://tirto.id/

Gusti Inu Kartapati adalah nama Pangeran Antasari semasa muda. Ayah beliau adalah Pangeran Masohut bin Pangeran Amir. Ibunya adalah Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Beliau mempunyai adik perempuan yaitu, Ratu Antasari. 

Pangeran Antasari tak hanya dianggap pemimpin bagi Suku Banjar, namun beliau pun merupakan pemimpin Maanyan, Suku Ngaju, Sihong, Aiang, Pasir, Kutai, Murung, Bakumpai dan beberapa suku lain yang ada di wilayah sepanjang atau pedalaman Sungai Barito. 

Setelah Sultan Hidayatullah diasingkan ke daerah Cianjur karena berhasil ditipu oleh Belanda, perjuangan dari rakyat Banjar kemudian dilanjutkan oleh Pangeran Antasari. Untuk mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin dari perjuangan umat Islam di wilayah Banjar daerah utara, maka pada tanggal 13 Ramadhan 1278 Hijriah atau 14 Maret 1862, Pangeran Antasari memulai seruan:

“Hidup untuk Allah dan mati untuk Allah!”

Semua rakyat, para pejuang, para ulama dan para bangsawan Banjar, dengan suara yang bulat mengangkat beliau menjadi pemimpin pemerintahan, pemuka agama dan panglima perang (Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin). 

Bagi Pangeran Antasari, tidak ada alasan untuk berhenti dalam berjuang. Beliau pun harus menerima kedudukan yang Pangeran Hidayatullah percayakan padanya dan melakukan tugasnya dengan rasa penuh tanggungjawab kepada Allah dan rakyat. 

Perlawanan Pangeran Antasari Terhadap Belanda

pangeran antasari
Gambar Oleh: https://www.kepogaul.com/

 

Perang Banjar pecah ketika Pangeran Antasari bersama dengan 300 prajuritnya yang menyerang tambang batu bara di Pengaron milik Belanda tanggal 25 April 1859. Kemudian Pangeran Antasari mengomandoi peperangan lain di seluruh daerah Kerajaan Banjar. Pangeran Antasari dibantu oleh para panglima serta pengikut setianya untuk menyerang berbagai pos Belanda yang ada di Martapura, Riam Kanan, Hulu Sungai, Tabalong, Tanah Laut, Puruk Cahu dan sepanjang sungai Barito. 

Pertempuran yang terjadi antara pasukan Pangeran Antasari dengan Belanda terus berlangsung di berbagai medan. Pasukan Belanda yang didukung persenjataan yang modern dan bantuan dari Batavia, akhirnya berhasil mendesak pasukan Pangeran Antasari untuk mundur. Lalu pada akhirnya beliau memindahkan benteng pertahanan pusatnya di Muara Teweh. 

Berulang kali Belanda meminta Pangeran Antasari menyerah, namun beliau tetap pada pendirian. Hal itu tergambarkan di suratnya yang ditujukan kepada Letnan Kolonel Gustave Verspijck. Saat peperangan, Belanda pun pernah menawarkan hadiah 10.000 gulden ke siapa saja yang mampu untuk menangkap serta membunuh Pangeran Antasari. Namun hingga perang selesai, tidak ada seorangpun yang mau terima tawaran tersebut. 

Nah itulah Teman-Teman biografi singkat dari Pangeran Antasari, pahlawan dari Banjar secara singkat. Sekarang Teman-Teman sudah sedikit mengetahui tentang Pangeran Antasari, bukan? Semoga bermanfaat. 

 

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *