nabi ishaq

Nabi Ishaq, Nabi yang Cerdas dan Pembawa Kebahagiaan bagi Umatnya

Nabi Ishaq merupakan nabi kesembilan dalam urutan 25 nabi yang wajib kita ketahui. Kelahiran Nabi Ishaq membawa kegembiraan bagi orang tuanya, Nabi Ibrahim dan Sarah. Hal itu karena mereka telah menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan kehadiran seorang anak.

Nama Ishaq sendiri berasal dari bahasa Ibrani, bahasa yang dimiliki oleh orang Yahudi. Dalam Ibrani Modern penulisan Ishaq sendiri adalah Yizhaq sedangkan dalam Ibrani Tiberias (Ibrani Kuno) ditulis Yishaq. Penulisan tersebut memiliki makna tertawa atau tersenyum.

Kisah Lahirnya Nabi Ishaq

nabi ishaq
Gambar oleh Kadir Kritik dari Pixabay

Nabi Ishaq dilahirkan seorang ibu bernama Sarah dan ayahnya adalah Nabi Ibrahim. Jauh sebelum memiliki Nabi Ishaq, Nabi Ibrahim dan Sarah sudah menantikan kehadiran anak selama puluhan tahun.

Sarah pun meminta Nabi Ibrahim menikah lagi, dia menginginkan Hajar sebagai pendamping suaminya demi memperoleh anak dari sang suami. Dalam pernikahan tersebut, Sarah merasa cemburu terhadap Siti Hajar. Di matanya, Nabi Ibrahim terlihat lebih menyayangi Siti Hajar terlebih ketika Siti Hajar memberikan keturunan bernama Ismail.

Kecemburuan Sarah tersebut tidak membuat dirinya durhaka terhadap Nabi Ibrahim. Dia masih melayani suaminya dengan begitu baik. Setelah puluhan tahun terlewati, akhirnya Sarah diberi amanah seorang anak oleh Allah.

Sebelum dikaruniai anak, Nabi Ibrahim dan Sarah kedatangan tiga tamu. Awalnya mereka tidak mengetahui bahwa tamu tersebut adalah para malaikat. Nabi Ibrahim dan Sarah memperlakukan tamunya dengan sebaik mungkin karena mereka memiliki prinsip untuk memuliakan tamu. Orang-orang memang mengenal Nabi Ibrahim dengan keramahan dan kedermawanannya.

Nabi Ibrahim segera mempersilakan mereka untuk duduk di ruang tamu. Beliau menjamu para tamunya dengan masakan sapi panggang. Makanan lezat yang telah disajikan tidak disentuh sedikit pun oleh para tamunya sehingga dia merasa takut terhadap ketiga tamunya tersebut.

Para malaikat langsung menenangkan Nabi Ibrahim, lalu memberi tahu bahwa mereka adalah malaikat. Tujuannya berkunjung untuk memberikan kabar gembira bahwa Nabi Ibrahim akan mempunyai seorang anak dari Sarah. Anak tersebut nantinya akan menjadi seorang yang alim (berilmu dalam agama Islam).

Secara tidak sengaja, Sarah mendengar percakapan antara Nabi Ibrahim dan para malaikat. Sarah pun langsung berlari menuju ke ruang tamu, ia pun memberikan senyum yang lebar karena kabar tersebut sangat membuatnya bahagia meskipun dirinya merasa heran dengan umurnya yang sudah berusia lanjut masih mampu mengandung dan melahirkan seorang anak.

Kejadian itu terjadi saat usia Nabi Ibrahim 120 tahun dan Sarah 99 tahun. Para malaikat tersebut menjelaskan bahwa hal itu merupakan kekuasaan Allah dan merupakan salah satu mukjizat Nabi Ibrahim ketika sudah berusia tua tetapi masih dapat memiliki keturunan. Nabi Ibrahim sangat bahagia karena akhirnya memiliki keturunan dari Sarah. Kejadian tersebut tertulis dalam surat Ash-Shoffaat ayat 112-113, yang artinya:

” Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang shalih. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq, Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada pula yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.”

Sesuai janji Allah, Sarah pun akhirnya mengandung. Setelah sembilan bulan, anak mereka pun lahir ke dunia. Dia memberi nama anak laki-laki itu Ishaq. Nama tersebut  terinspirasi ketika kedatangan malaikat yang membuatnya tertawa.

Dengan kata lain, kelahiran anak kedua Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq merupakan kegembiraan dalam keluarga Nabi Ibrahim dan Sarah Nabi Ishaq merupakan adik tiri dari Nabi Ismail, perbedaan usia mereka sekitar empat belas tahun.

Dakwah Nabi Ishaq

nabi ishaq
Gambar oleh S. Hermann & F. Richter dari Pixabay

Nabi Ishaq ikut berdakwah bersama dengan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Setelah ayah dan saudaranya meninggal pun beliau tetap menyebarkan perintah Allah dengan mengajak orang-orang untuk berbuat kebaikan dan menghindari kemungkaran. Nabi Ishaq memiliki sifat sabar, ramah, dan baik terhadap kaumnya. Cara beliau memperkenalkan agama Islam sangatlah baik kepada kaumnya.

Beliau selalu memberikan motivasi terhadap umatnya, seluruh kaumnya selalu diajak untuk berpikir optimis. Beliau mengingatkan kepada umatnya bahwa dengan adanya izin Allah tidak ada hal yang tidak mungkin.

Nabi Ishaq meneruskan ajaran Nabi Ibrahim untuk mempercayai Allah hanya satu meskipun kaumnya sangat keras kepala dan menentang ajaran tersebut. Ketika bertemu dengan mereka, beliau memperlakukan dengan sangat ramah. Sikapnya tersebut membuat kaumnya hormat dan segan terhadapnya.

Selain itu, Nabi Ishaq mengajak para umatnya untuk mentaati perintah Allah. Perbuatan tersebut merupakan bentuk iman kepada Allah. Beliau mengajak untuk berpuasa, salat, menunaikan zakat, dan melaksanakan haji.

Kisah Keluarga Nabi Ishaq

1. Pernikahan Nabi Ishaq

nabi ishaq
Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

Setelah ibunda Sarah wafat, Nabi Ishaq belum dipertemukan jodohnya. Nabi Ibrahim merasa khawatir, beliau semakin menua, tetapi anak keduanya belum menikah. Pada saat itu, mereka sedang tinggal bersama kaum Kana’an.

Nabi Ibrahim tidak setuju jika Nabi Ishaq menikah dengan perempuan dari kaum Kana’an. Hal itu karena kaum Kana’an belum mengenal Allah. Keluarga Nabi Ibrahim masih menjadi keluarga yang baru bermukim di antara kaum Kana’an. Akhirnya, Nabi Ibrahim memerintahkan salah satu orang yang bekerja untuknya pergi ke Harran, Iraq yang merupakan tanah kelahiran Nabi Ibrahim. Hal itu dilakukannya agar Nabi Ishaq mendapatkan istri yang tepat.

Sesampainya di Harran, Iraq, orang yang bekerja untuk Nabi Ibrahim tersebut bertemu dengan seorang perempuan bernama Ribka. Dia pun langsung melamar perempuan tersebut untuk Nabi Ishaq dan keluarga Ribka pun menyetujuinya. Tak lama dari peristiwa tersebut, akhirnya Nabi Ishaq menikah dengan Ribka.

Ribka memiliki nama lain Sayyidah Rafiqah atau Rifqah. Nama tersebut diambil dari bahasa Ibrani. Dalam Ibrani modern, bentuk penulisannya Rivkah, sementara dalam Ibrani kuno, ditulis Ribqah. Kata tersebut memiliki arti pertalian, menghubungkan, menyatukan, mengikat, dan mengikat kuat-kuat.

Rifqah merupakan putri dari Betuel bin Nahoor, apabila menelaah silsilah dari keluarga Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq dan Rifqah mendapatkan hubungan keluarga paman dan keponakan. Hal itu karena ayah dari Rifqah merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim, ayah Betuel yang bernama Nahoor adalah adik beliau.

Kisah rumah tangga Nabi Ishaq hampir sama dengan orang tuanya, sang istri diperikirakan tidak dapat memiliki anak. Mereka belum dikaruniai anak selama sepuluh tahun lamanya. Nabi Ishaq pun memanjatkan doanya dengan sungguh-sungguh agar segera diberikan keturunan oleh Allah. Berkat kesabaran dan kesungguhan beliau, Allah pun akhirnya mengabulkan permintaannya. Sayyidah Rafiqah mengandung, bahkan dirinya melahirkan anak kembar, hal ini menjadi sebuah mukjizat bagi Nabi Ishaq.

Beliau memberi nama Ya’qub dan Aishu kepada kedua putra kembarnya. Ketika dilahirkan, kaki Aishu dipegang oleh Ya’qub. Oleh karena itu, Aishu menjadi kakak dari Ya’qub. Nantinya Aishu merupakan leluhur dari bangsa Romawi, sedangkan Ya’qub adalah leluhur dari kaum Bani Israil.

Menurut sebuah riwayat, walaupun saudara kembar, karakter mereka sangatlah berbeda. Ya’qub lebih suka berada di rumah dan membantu ibunya. Kulitnya putih dan bersih. Sementara kembarannya, Aishu lebih suka berburu ke hutan dan kulitnya berbulu lebat.

2. Kesalahpahaman antara Ya’qub dan Aishu

nabi ishaq
Gambar oleh rmt dari Pixabay

Kesalahpahaman antarsaudara memang sering terjadi bahkan dalam kehidupan kita. Hal itu juga terjadi pada kedua anak Nabi Ishaq. Hal itu bermula karena penglihatan Nabi Ishaq yang semakin tua semakin berkurang.

Nabi Ishaq meminta tolong kepada Aishu untuk menghidangkan makanan hasil berburunya. Beliau berjanji kepada anaknya apabila berhasil menghidangkan makanan hasil berburunya akan mendoakan anaknya. Kemudian, Aishu pun segera berangkat ke hutan untuk menangkap hewan buruan.

Perbincangan tersebut tidak sengaja terdengar oleh Rifqah, sang ibu langsung meminta anak keduanya, Ya,qub untuk menghidangkan makanan agar suaminya tersebut segera makan makanan yang telah tesedia dan tidak perlu menunggu Aishu berburu.

Ya’qub dipakaikan baju dari bulu domba yang lebat oleh ibunya agar Nabi Ishaq berpikir bahwa itu Aishu. Ya’qub pun menuruti perkataan ibunya dan menghidangkan makanan untuk ayahnya.

Setelah makan, Nabi Ishaq pun merangkul tubuh Ya’qub yang beliau pikir adalah Aishu. Beliau pun mendoakan anak keduanya tersebut. Beliau berharap bahwa putranya tersebut akan diberikan rezeki yang berlimpah, dianugerahi kebaikan, dan menjadi pemimpin bagi saudara dan keturunannya.

Baca: Nama Nama Nabi dan Tugasnya

Tak lama setelah itu, Aishu datang dengan membawa hewan hasil buruannya dan memasaknya. Setelah selesai memasak, ia membawa hidangan tersebut ke ruangan ayahnya. Nabi Ishaq pun berkata bahwa dia sudah makan dan mendoakannya sejak tadi. Alhasil, mereka berdua pun menyadari bahwa Ya’qublah yang menghidangkan makanan sebelum Aishu datang.

Anak pertamanya pun mulai menangis di hadapannya sendiri karena beliau berkata bahwa dirinya tidak bisa menarik kembali doanya untuk Ya’qub.

Kejadian tersebut membuat Aishu salah paham kepada Ya’qub, ia pun marah dan ingin mencelakai Ya’qub. Mendengar hal itu, Nabi Ishaq khawatir dan menyuruh Ya’qub untuk pergi ke Iraq dan tinggal sementara di rumah saudara ibunya. Anak keduanya itu pun menuruti perintah ayahnya. Setelah menunggu beberapa tahun, Ya’qub kembali ke keluarganya dan anak kembarnya tersebut memutuskan untuk berdamai dan saling memaafkan. Keputusan Nabi Ishaq sangatlah tepat, setelah menunggu beberapa tahun rasa marah yang dirasakan oleh Aishu akan berkurang dan menciptakan kembali kebahagiaan antarsaudara kembar tersebut.

Wafatnya Nabi Ishaq

nabi ishaq
Gambar oleh Squirrel_photos dari Pixabay

Berdasarkan sebuah riwayat, Nabi Ishaq meninggal dunia pada tahun 1717 SM dalam usia 180 tahun. Kedua anaknya memakamkan beliau di dekat makam keluarganya yang bernama Gua Makhpela. Tempat tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Nabi Ishaq, Rifqah, Nabi Ibrahim, dan Sarah. Lokasi ini sekarang bernama Masjid Ibrahim yang berada di kota Hebron, Palestina.

Nabi Ishaq di Mata Umat Islam

nabi ishaq
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Agama Islam memandang Ishaq sebagai salah satu nabi yang termasuk ke dalam 25 nabi dan rasul. Dalam Al-Quran, Nabi Ishaq selalu dihubungkan dengan Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, dan Nabi Ismail. Karakternya diceritakan mempunyai sifat saleh dan memiliki ilmu yang tinggi. Beliau pun sangat beriman kepada Allah yang telah memberinya wahyu dan petunjuk dalam kehidupan.

Nabi Ishaq selalu mengingatkan akhirat kepada para umatnya. Namun dalam Al-Quran, tidak disebutkan secara spesifik nama kaum itu. Nama Nabi Ishaq di dalamnya disebutkan sebanyak tujuh belas kali. Dalam QS. Shaad: 45-47 disebutkan bahwa beliau termasuk orang yang berilmu.

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.”

Maksud dari ayat tersebut adalah beliau termasuk nabi yang sangat pintar dalam menimba ilmu. Selain itu, beliau juga membawa kebahagiaan sendiri bagi keluarga dan keturunannya. Begitu pula sikap ramah dan optimisnya mampu membuat umatnya merasa tenang dan bahagia. Allah pun memberi mukjizat kepada Nabi Ishaq yaitu segala doa yang beliau panjatkan akan selalu terkabul.

Sikap yang harus kita teladani dari Nabi Ishaq adalah mentaati perintah Allah dan bersikap optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Apabila kita melakukan hal tersebut kita dapat menjadi manusia yang tenang, berbahagia, dan percaya bahwa keputusan Allah adalah hal yang terbaik untuk kita jalani. Dengan bersikap optimis, kita akan memiliki aura kebahagiaan bagi diri kita dan lingkungan yang berada di sekitar kita.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *