Kisah Nabi Zakaria yang Tak Pernah Lelah Berdoa kepada Allah
Nabi Zakaria merupakan nabi utusan Allah yang berasal dari kaum Bani Israil. Ia diangkat menjadi nabi pada usia 90 tahun dan ditugaskan oleh Allah membimbing kaum Bani Israil di Palestina agar mereka tidak jauh dari ajaran Allah dan selalu mematuhi perintah-Nya.
Nabi Zakaria merupakan salah satu nabi yang terkenal dengan kebiasaannya yaitu tak pernah lelah memanjatkan doa kepada Allah Swt. Selain itu, dirinya pun nabi yang tabah dalam menghadapi pelajaran hidup dan selalu berpikir positif atas segala ketentuan Allah Swt. Namanya disebutkan dalam Al-Quran sebanyak tujuh kali. Kira-kira hikmah apa yang akan didapatkan oleh kita hari ini, ya? Yuk, kita simak kisahnya bersama!
Nabi Zakaria Diutus Menjadi Nabi oleh Allah Swt.
Nabi Zakaria merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman yang diutus menjadi seorang nabi oleh Allah Swt. Dirinya memiliki kepribadian yang mandiri, bertanggung jawab, dan tidak mengenal kata lelah dalam mengerjakan segala hal yang dipercayakan padanya.
Dirinya diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada kaum Bani Israil. Saat itu, kaum tersebut sangat dekat dengan kezaliman dan kemungkaran. Terlebih, kaum Bani Israil sedang memiliki seorang raja yang amat sangat kejam kepada rakyatnya.
Oleh karena itu, Nabi Zakaria pun memulai dakwahnya dengan mengajak mereka untuk menyembah Allah. Kaum tersebut pun sudah diperingatkan tentang akibat yang akan terjadi jika tidak segera bertobat dan mematuhi perintah Allah Swt. Mengingat Nabi Zakaria yang diutus menjadi nabi saat berusia 90 tahun, tetapi ia tidak pernah merasa lelah dan tetap bersemangat untuk menegakkan agama Allah kepada kaum tersebut.
Namun di usianya yang terus-menerus menua, ia belum juga memiliki keturunan. Nabi Zakaria mulai khawatir, siapa yang akan meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan dan menegakkan ajaran Allah jika ia tiada kelak.
Walaupun begitu, ia tidak pernah bersedih hati atau mengeluh dengan segala hal yang datang padanya. Ia selalu percaya bahwa hal yang terjadi kepadanya adalah sebuah kebaikan yang datang dari Allah. Dirinya pun terus-menerus memanjatkan doa kepada Allah agar memperoleh keturunan di waktu yang telah Allah ridai dengan baik.
Nabi Zakaria dan Siti Maryam
Ada kisah menarik antara Nabi Zakaria dan Siti Maryam, keponakan beliau yang berasal dari pihak istrinya. Pada awalnya saudara perempuan istrinya, sang ibu dari Siti Maryam juga kesulitan memiliki keturunan. Ibu Siti Maryam dinikahi oleh seorang pria yang terkenal sebagai ulama besar dari kaum Bani Israil, bernama Imran.
Sebelum memiliki Siti Maryam, Ibunya Siti Maryam ini sangat mendambakan kehadiran seorang anak dalam hidupnya. Kemudian ia tersadar, setelah melihat Nabi Zakaria yang terus -menerus berdoa kepada Allah. Ternyata, hal yang belum dilakukan untuk mendapatkan anak adalah berdoa pada Allah dengan sungguh-sungguh, karena Allah merupakan satu-satunya tempat untuk memohon dan mengabulkan segala keinginan umat-Nya.
Ibunda Siti Maryam pun mengajak suaminya untuk bersimpuh memohon ampunan terlebih dahulu kepada Allah dan memanjatkan doa kepada-Nya. Ia yakin apabila dirinya dan suami bersungguh-sungguh dalam memanjatkan doa serta istikamah terhadap segala hal yang diperintahkan oleh Allah, dengan izin-Nya segala keinginan dan doa yang dipanjatkan akan dikabulkan.
Pagi, siang, sore, hingga malam suami istri tersebut bersujud memohon kepada Allah agar keinginannya segera terkabul. Hal itu, dipelajarinya dari usaha Nabi Zakaria yang selalu berdoa kepada-Nya tanpa kenal lelah. Dengan kerendahan hati, ia dan suaminya bernazar kepada Allah jika doanya dikabulkan, mereka akan menyerahkan anaknya untuk Baitul Maqdis. Mereka berjanji tidak akan mengambil manfaat sedikit pun dari anaknya.
Akhirnya doa mereka dikabulkan oleh Allah, segala doa yang dipanjatkan hamba-Nya dengan ikhlas dan sabar tentu akan memperoleh hasil yang membahagiakan di waktu terbaik menurut-Nya. Allah pun berfirman bahwa kelak anak tersebut akan melahirkan seorang nabi yang akan menyebarkan kebaikan-kebaikan di dunia.
Alangkah bahagianya mereka berdua mendapatkan hal yang diinginkan sejak dahulu kala, terlebih mereka mendapatkannya pada usia yang sudah tidak lagi muda. Namun rencana Allah adalah yang terbaik dari segala rencana umat-Nya, ternyata Imran, ayah dari Siti Maryam wafat dan meninggalkan istrinya dalam keadaan hamil tua.
Ibunda dari Siti Maryam pun harus berjuang seorang diri dalam melahirkan Siti Maryam, tetapi entah mengapa dia memiliki keyakinan bahwa anaknya kelak tak akan diurus olehnya, melainkan oleh sang paman, Nabi Zakaria.
Sesuai dengan nazar yang disebutkan oleh ia dan suaminya kepada Allah, begitu Siti Maryam dilahirkan, ia langsung menyerahkan bayinya ke Baitul Maqdis. Semua orang berkeinginan untuk membesarkan Siti Maryam, tetapi pada akhirnya Nabi Zakaria yang mendapatkan kesempatan untuk membesarkan Siti Maryam.
Siti Maryam Dibesarkan oleh Nabi Zakaria
Setelah Nabi Zakaria diberi kepercayaan untuk membesarkan Siti Maryam, dirinya pun sangat senang dan bersyukur. Ia ditugaskan untuk menjaga dan melindungi Siti Maryam dari segala gangguan dari pihak luar yang dapat membahayakan keselamatannya. Hal itu terjadi karena Siti Maryam adalah anak dari seorang ulama besar di Bani Israil.
Bagi Nabi Zakaria, kehadiran Siti Maryam dalam hidupnya merupakan obat rindu akan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya. Ia merawat Siti Maryam dengan sepenuh hati seperti anaknya sendiri dan segala kebutuhan Siti Maryam dipenuhi dengan baik.
Nabi Zakaria menyadari bahwa kelak Siti Maryam bukanlah seorang gadis biasa, melainkan seorang wanita pilihan Allah yang akan diberikan kedudukan dan amanat di masa depan oleh Allah Swt. Oleh karena itu, ia mendidiknya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Pada suatu hari, keyakinan dari Nabi Zakaria tentang Siti Maryam bukanlah seorang gadis biasa menjadi kenyataan. Ia yang selalu mendampingi Siti Maryam dibuat kaget, Siti Maryam yang tengah bersujud dengan khusyuk, tidak sadar dengan kedatangan ayahnya. Tiba-tiba saja, di depan Maryam didatangkan oleh Allah berbagai macam buah-buahan segar, Nabi Zakaria pun bertanya-tanya dari mana asalnya buah tersebut.
Nabi Zakaria yang penasaran pun mulai mendekat kepada Siti Maryam sambil menunggu ia selesai salat. Setelah Siti Maryam menyelesaikan salatnya, ia bertanya dari mana ia mendapatkan buah-buahan tersebut. Dengan tenang Siti Maryam pun menjawab bahwa ia diberi buah-buahan tersebut dari Allah tanpa meminta dan mencarinya. Ia pun menambahkan jawaban dengan berkata bahwa Allah telah mengatur rezeki untuknya pada waktu pagi dan petang.
Kesabaran Nabi Zakaria Memperoleh Keturunan
Meskipun hari-hari Nabi Zakaria telah diisi oleh Siti Maryam, dirinya masih memikirkan penerusnya dalam berdakwah kelak. Ia yang semakin lama semakin menua, tak juga diberikan amanah seorang anak dari Allah Swt. Selain itu, dia mulai berpikir kemungkinan untuk memilikinya pun semakin kecil.
Namun, dirinya tak langsung kecewa, putus asa, atau berhenti memanjatkan doa kepada Allah untuk memperoleh keturunan. Ia kembali berpikir positif, dia akan memperoleh anak yang dapat melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan dan menegakkan agama serta perintah-Nya. Doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria terdapat dalam Al-Quran yaitu pada surat Ali Imran ayat 38 yang berbunyi sebagai berikut:
“Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali Imran:38)
Hal yang membuat Nabi Zakaria tidak berhenti memanjatkan doa kepada Allah untuk diberi keturunan, disebabkan oleh tidak adanya seorang pun di antara kaum Bani Israil yang dapat dipercaya dalam memimpin dan menyebarkan ajaran Allah Swt. Ia takut apabila dia tiada kelak, kezaliman dan kemungkaran terhadap Allah akan semakin meluas. Padahal hal tersebut merupakan tindakan yang dibenci oleh Allah Swt. Kekhawatirannya tersebut terdapat pada Al-Quran surat Maryam ayat 4-6 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yaqub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.” (QS. Maryam;4-6)
Mengetahui hal itu, malaikat pun akhirnya diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan kabar membahagiakan untuk Nabi Zakaria, sang istri akhirnya hamil. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang amat sangat jarang terjadi, Nabi Zakaria dan istrinya diberikan mukjizat yang begitu besar pada usia yang sudah lanjut.
Begitulah jika Allah sudah mengizinkan, hal yang tidak mungkin dapat terjadi dalam sekejap saja. Sungguh karunia Allah begitu besar bagi umat-Nya yang terus-menerus memanjatkan doa dan tidak mudah putus asa, istrinya yang mandul dapat hamil dengan kuasa Allah Swt.
Nabi Zakaria dianugerahi seorang anak laki-laki yang bernama Yahya. Anaknya kelak akan menjadi seorang nabi dengan kepribadian saleh dan dirinya juga akan menyempurnakan kitab Allah Swt. Selain itu, Yahya akan menjadi pemimpin bagi umat yang dapat menahan diri dari godaan setan yang terkutuk. Kisah ini pun terdapat pada Al-Quran dalam surat Maryam ayat 7 yang berbunyi sebagai berikut:
“Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.” (QS. Maryam:7)
Nabi Zakaria tidak berhenti mengucap syukur kepada Allah yang Maha Pemberi dan Penyayang kepada setiap umat-Nya. Dengan segala kesabaran dan keikhlasan yang dilakukan olehnya, hal yang diinginkannya pun dikabulkan oleh Allah. Bahkan, anak yang dikaruniai kepadanya adalah seorang anak laki-laki yang dapat melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Allah Swt.
Baca: nama 25 nabi dan rasul secara berurutan
Begitulah kisah Nabi Zakaria yang sepanjang hidupnya selalu berdoa kepada Allah dan tidak pernah menyerah. Ia terus-menerus memanjatkan doa untuk memperoleh keturunan, bahkan dirinya tidak lelah mengucap doa yang sama dalam setiap sujudnya. Setelah menunggu puluhan tahun lamanya, akhirnya ia memiliki anak yang sangat didambakan olehnya. Oleh karena itu, apabila kita memiliki doa yang belum terkabul jangan sedih, ya Teman-Teman! Mungkin saja sekarang bukan waktu yang tepat untuk mendapatkan hal yang kalian inginkan.
Namun, kita sebagai manusia jangan cepat menyerah, teruslah berusaha untuk mencapai hal yang kalian inginkan. Ingat! usaha kalian juga harus disertai dengan berdoa seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Zakaria. Dengan memanjatkan doa secara terus-menerus diiringi hati yang ikhlas, dengan izin-Nya, Allah akan memberikan hadiah terbaik pada waktu dan tempat yang tepat menurut-Nya kepada kalian. Aamiin!