tradisi tumpengan
|

Makna Tradisi Tumpengan untuk Masyarakat Indonesia

Biasanya nasi tumpeng disajikan di pada acara atau perayaan yang tertentu. Misalnya saja acara pernikahan, khitanan, akikah, atau lain sebagainya. Namun, tahukah Teman-Teman mengapa nasi tumpeng memiliki bentuk kerucut serta adanya selalu saat berlangsungnya sebuah acara? Tahukah juga Teman-Teman makna dari tradisi tumpengan

Sebenarnya, nasi tumpeng sudah ada dari dulu kala. Nasi tumpeng merupakan suatu simbol kekayaan yang dimiliki oleh nusantara. Teman-Teman dapat melihat beragam lauk di nasi tumpeng. Ada sayur-sayuran seperti mentimun, cabai, tomat, dan lain sebagainya. Itu menjadi tanda jika nusantara merupakan daerah yang memiliki tanah subur. Sehingga berbagai macam tanaman sayur bisa tumbuh secara baik. Demikian pula, lauk pauk lainnya yang dipilih menjadi perwakilan juga dari kekayaan alam di Indonesia lainnya. 

Tumpeng disajikan pada nampan besar berbentuk bulat dan dari anyaman bambu, biasanya juga disebut dengan tampah. Tumpeng adalah tradisi sajian pada upacara, baik itu bersifat gembira maupun bersifat sedih. Tumpeng bentuknya seperti gunung yang menggambarkan tentang kemakmuran yang sejati. Air mengalir dari gunung dapat menghidupi berbagai macam tumbuhan di sekitarnya. Tumbuhan berbentuk robyong atau yang juga dikenal dengan semen atau semi, memiliki arti atau makna, hidup dan juga tumbuh berkembang. 

Di jaman dulu, tumpeng disajikan dengan nasi putih. Nasi putih serta lauk pauk pada tumpeng memiliki arti yang simbolik. Berikut penjelasannya:

1. Nasi

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: https://www.kompas.com/

Nasi pada tradisi tumpengan tentunya berbentuk kerucut atau seperti gunungan. Di mana hal tersebut melambangkan tangan yang merapat menyembah Tuhan. Teman-Teman pasti sering melihat tumpeng menggunakan nasi kuning, kan? Ternyata nasi yang digunakan untuk tumpeng tidak selalu nasi kuning. Nasi putih dan nasi uduk pun bisa dijadikan tumpengan. Tiap nasi memiliki maknanya tersendiri. Nasi kuning melambangkan kekayaan dan moral yang luhur. Biasanya nasi kuning digunakan untuk acara-acara syukuran. Nasi putih berarti kesucian dan sering digunakan untuk acara sacral. Nasi uduk digunakan untuk membuat tumpeng ketika peringatan Maulid Nabi.

2. Ayam Jago atau Jantan

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: https://lifestyle.okezone.com/

Ayam dimasak secara utuh dengan bumbu kuning serta diberi kaldu santan kental atau areh. Ini merupakan simbol menyembah Tuhan secara khusuk dan hati tenang. Ketenangan hati bisa didapatkan atau dicapai dengan sabar dan kendalikan diri. Menyembelih ayam jantan pun memiliki makna menghindari berbagai sifat buruk seperti congkak, sombong, jika berbicara selalu menyala serta merasa benar, tahu, atau menang, tak setia dan tak perhatian ke anak-istri.

3. Ikan Lele

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: http://carakanews.com/

Dulu ikan lele adalah lauk ikan yang dipakai pada nasi tumpeng. Ikan lele bisa bertahan hidup di air tak mengalir serta di dasar sungai. Hal itu adalah simbol dari keuletan, ketabahan dalam hidup serta mampu untuk hidup pada situasi ekonomi terbawah sekalipun. Kalau saat ini ikan lele diganti dengan ikan gurame atau ikan bandeng.

4. Ikan Teri atau Gereh Pethek 

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: https://www.kompas.com/

Ikan teri atau gereh pethek bisa digoreng dengan tepung atau tidak. Ikan teri serta ikan pether hidup di laut serta bergerombol yang simbolkan kerukunan dan kebersamaan. 

5. Telur

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: https://www.idntimes.com/

Telur pindang rebus, tak hanya didadar atau dimasak mata sapi, serta disajikan utuh bersama kulitnya dan tidak dipotong, sehingga harus mengupas dahulu sebelum memakannya. Hal itu lambangkan jika semua tindakan haruslah direncanakan, dikerjakan sesuai dengan rencana serta hasilnya dievaluasi untuk kesempurnaan. Telur pun melambangkan manusia diciptakan dengan derajat yang sama oleh Tuhan, yang membedakan yaitu tingkah laku dan ketakwaannya. 

6. Sayuran dan Urap-urapan

tradisi tumpengan
Gambar Oleh: https://alifbahana-4u.blogspot.com/

Sayuran pada tumpeng yang digunakan biasanya bayam, kangkung, tauge, kacang panjang, kluwih bersama bumbu urap atau parutan kelapa. Sayur-sayuran itu pun mengandung simbol, seperti:

  • Bayam memiliki arti ayem tentrem. 
  • Kangkung memiliki arti jinangkung atau melindungi, dan tercapai.
  • Tauge atau kecambah memiliki arti tumbuh
  • Kacang panjang memiliki arti pemikiran inovatif atau jauh ke depan.
  • Bawang merah melambangkan tentang mempertimbangkan segala sesuatu secara matang mengenai baik dan buruknya. 
  • Cabai merah yang diletakkan pada ujung tumpeng merupakan simbol api yang berikan cahaya atau penerangan atau tauladan yang memberikan manfaat untuk orang lain.  
  • Kluwih memiliki arti linuwih atau memiliki kelebihan daripada yang lainnya. 
  • Bumbu urap memiliki arti urip atau hidup atau mampu untuk menghidupi keluarga.

Di jaman dulu, orang yang dituakan atau sepuh akan memimpin doa selamatan yang umumnya akan menjelaskan lebih dulu makna yang terkandung pada tumpeng. Dengan begitu, orang-orang yang hadir mengetahui makna dari tumpeng serta mendapatkan wedaran berupa nasehat dan ajaran hidup. 

Pada acara selamatan, nasi tumpeng lalu dipotong, setelah itu diberikan pada orang tua ataupun orang yang memang dituakan sebagai bentuk dari penghormatan. Setelahnya, nasi tumpeng disantap bersama. Upacara potong tumpeng pada tradisi tumpengan melambangkan tentang rasa syukur pada Tuhan dan juga ajaran hidup tentang kerukunan dan kebersamaan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *