Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pola Asuh Anak, Apa Saja Ya?
Dalam mengasuh dan mendidik anak, sebagai orang tua perlu memperhatikan dasar-dasar pola asuh anak. Pemahaman akan pola dasar ketika mengasuh anak berguna untuk membentuk karakter anak yang baik dan bertanggung jawab. Anak akan tumbuh dan berkembang sesuai yang diinginkan ketika mendapatkan cara asuh yang benar dari kedua orang tuanya.
Hal yang perlu diperhatikan ketika mempelajari dasar-dasar pola asuh anak
1. Keteladanan
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mempelajari pola asuh anak yang mendasar adalah keteladanan. Keteladanan memiliki arti bahwa orang tua sebagai role model yang bisa diteladani atau ditiru sang buah hati. Dalam hal ini, ibu menjadi role model yang utama bagi anak.
Teladan nyata akan mudah diserap karena anak-anak pada dasarnya mudah meniru. Untuk itu, orang tua harus memberikan teladan yang nyata agar efektif dalam mengasuh anak. Contoh dalam hal ini adalah berperilaku jujur, gerak-gerik keseharian seperti rajin ibadah dan mengatakan kebenaran. Perilaku seperti tidak merokok di depan anak juga harus diperhatikan agar anak tidak meniru. Sebisa mungkin, lakukan kebaikan di depan sang anak.
2. Disiplin dan konsisten
Salah satu aspek penting dalam pola asuh anak adalah mengajarkan kedisiplinan dan konsisten dalam berbagai hal. Kedisiplinan mencakup beberapa hal meliputi berkata positif, menunjukkan gerak-gerik positif serta mengajak sang anak berpikir positif sesuai usianya.
Contoh kedisiplinan yang mendasar adalah tetap bersikap positif dan berbicara yang baik ketika sang anak sedang mengalami tantrum. Kuncinya, jangan pernah membalas kemarahan anak dengan bentakan dan kemarahan atau hal-hal negatif lainnya.
Berikan waktu kepada anak untuk berkata jujur atau menyampaikan pendapatnya. Ajak sang anak mengatakan perasaan yang sedang dirasakan dan tawarkan solusi dalam bahasa yang sederhana.
Kedisiplinan dalam pola asuh anak juga berkaitan erat dengan konsistensi. Konsistensi ini berlaku untuk aturan pola asuh dan bagaimana melakukan pola asuh yang baik. Disiplin dan konsistensi akan membuat anak menjadi pribadi yang patuh dan hormat kepada kedua orang tua.
Sebagai contoh adalah konsistensi untuk selalu menunjukkan hal positif dan konsisten akan kesepakatan mengenai peraturan yang sudah dibuat bersama si kecil. Contohnya adalah aturan untuk memberesi mainan setelah selesai bermain. Aturan sederhana ini jika dilakukan secara konsisten akan membentuk pribadi anak yang bertanggung jawab terhadap yang dia lakukan.
Konsistensi ini erat kaitannya dengan kebiasaan. Membiasakan anak untuk berkata jujur, mematuhi aturan adalah hal mendasar untuk melakukan pola asuh anak yang benar. Dengan membiasakan sang anak melakukan hal-hal positif, maka karakter positif akan terbentuk.
3. Mengenali kepribadian anak
Selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam pola asuh anak memahami keunikan anak. Memahami anak berguna untuk menentukan langkah yang sesuai dengan kepribadiannya.
Untuk memahami hal ini, ibu bisa mengamatinya dari gerak-gerik dan kebiasaan yang ditunjukkannya. Sebagai contoh, jika si kecil lebih suka meneladani apa yang ia dengarkan, maka perlu mengajarkan lagu-lagu anak yang positif dan mengembangkannya menjadi pola asuh anak yang baik sesuai kemampuan anak.
Selain memahami kepribadian anak, orang tua juga harus memahami perasaan anak khususnya dalam situasi yang cukup jelas seperti senang atau sedih. Ketika ia senang, sedih, atau merasa bersalah, sebaiknya orang tua mengajarkan mereka mengenali emosinya dalam bahasa yang sederhana.
Orang tua bisa menjelaskan apa yang sedang ia rasakan untuk mengenali emosi mereka. Ajaklah si kecil mengungkapkan perasaannya dan bagaimana mereka harus menyikapinya. Pola asuh anak ini perlu konsistensi yang tinggi agar anak bisa berlatih mengontrol emosinya sesuai usia mereka.
4. Membacakan buku atau mendongeng
Salah satu pola asuh anak yang diperlukan dalam mendidik anak adalah membacakan buku dongeng sesuai usia sang anak. Bercerita bisa menjadi sarana efektif untuk mengajari banyak hal berkaitan dengan tingkah laku.
Sesekali ajaklah berdiskusi untuk melatih bagaimana ia mengungkapkan pendapatnya dalam bahasanya sendiri. Waktu santai dan menjelang tidur adalah dua waktu yang sangat efektif untuk membacakan dongeng kepada buah hati.
Bisa juga sesekali diajarkan mengenalkan abjad-abjad agar kreativitas dan imajinasinya berkembang. Hal ini akan membuat kemampuan kognitifnya berkembang dengan baik. Lakukan hal ini setiap hari agar ia terus berkembang.
5. Memberikan hadiah dan hukuman
Dalam memahami pola asuh anak, orang tua juga perlu memperhatikan sistem hukuman dan hadiah. Kadar memberi hadiah atau pujian serta memberikan hukuman harus seimbang agar anak selalu merujuk pada perilaku yang positif.
Ketika ia berhasil melakukan sesuatu dengan baik, hadiah bisa berupa pujian atau dengan pengakuan. Bisa juga sesekali dengan memberikan hadiah mainan atau barang-barang yang ia sukai yang masih dalam batas wajar.
Untuk hukuman dalam pola asuh anak, sebaiknya benar-benar diperhatikan bentuk hukumannya. Hukum anak ketika ia melakukan kesalahan. Hukuman bisa dilihat dari seberapa besar kesalahan yang dilakukan. Hukuman yang bisa diterapkan adalah seperti diperintah masuk ke kamar untuk merenungi perbuatannya.
Pola asuh anak dengan menerapkan hadiah dan hukuman ini bisa mendidik anak untuk selalu melakukan kebaikan dan bertanggung jawab atas kesalahannya. Biasakan si kecil untuk meminta maaf ketika ia bersalah.
6. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
Dalam memahami pola asuh anak, orang tua perlu mengajarkan untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab sesuai dengan usianya.
Contoh sederhana mengenai kepercayaan adalah memberikan kesempatan sang anak untuk berbicara dan mempercayainya. Mengajarkan menabung dan membereskan tempat tidur setelah bangun tidur akan melatih mereka untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Konsisten dalam memberikan kepercayaan dan tanggung jawab akan membentuk karakter anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Sebisa mungkin ajarkan mereka untuk menolong orang tua dengan mengajaknya membantu beberapa hal kecil. Ajarkan untuk mengucapkan terima kasih dengan mengucapkannya secara langsung ketika ia mau membantu.
7. Menjauhkan anak dari trauma
Pola asuh anak juga harus memperhatikan sisi psikis dan fisik sang anak. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana orang tua berperilaku di depan anak. Jangan sampai sang anak mengalami trauma fisik dan psikis karena ini akan mempengaruhi bagaimana mereka berpikir ke depannya.
Trauma psikis biasanya terjadi karena bentakan dan orang tua yang menghakimi anak. Hal ini bisa menjadikan anak merasa trauma dan mengubah jalan pikirnya. Anak bisa menjadi tidak percaya diri atau ikut menjadi pemarah jika hal ini tidak bisa dikontrol dengan baik.
8. Mengajarkan hikmah dari setiap kejadian
Terakhir yang perlu diperhatikan dalam mempelajari pola asuh anak adalah sebisa mungkin memanfaatkan kejadian-kejadian tertentu sebagai cara untuk mempelajari hal-hal positif. Sebagai contoh adalah ketika sang anak kehilangan mainannya. Kejadian kehilangan bisa menjadi situasi yang bagus untuk diajarkan keikhlasan.
Demikian beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami pola asuh anak. Mengasuh dan mendidik anak memang memerlukan pemahaman yang dalam agar bisa mendidik dengan baik sehingga tercipta pribadi anak yang baik pula. Pola asuh anak yang baik akan menciptakan kepribadian anak yang baik pula.