Kepiting Tapal Kuda, Hewan Berdarah Biru yang Bermanfaat bagi Kehidupan Sekitar
Kepiting tapal kuda atau dikenal dengan nama belangkas merupakan hewan laut yang bentuk bagian dalam dari cangkangnya mirip dengan kepiting biasa. Hewan ini biasa ditemukan di daerah perairan Asia Timur, Tenggara, dan Selatan. Bahkan, hewan tersebut dapat ditemui juga di Amerika Utara.
Tidak seperti kepiting pada umumnya, kepiting tapal kuda tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Hal itu karena jika kita tidak pandai dalam membersihkannya, bukan tidak mungkin terdapat racun di dalamnya. Apabila racun tersebut tidak sengaja termakan, kandungannya dapat membuat orang tidak sadar.
Meskipun demikian, hewan ini memiliki cara unik tersendiri untuk memberi manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, lho! Kira-kira manfaat unik apa yang dimiliki oleh kepiting ini, ya? Untuk mengetahuinya, kita simak informasi mengenai kepiting tapal kuda ini bersama-sama, yuk!
Karakteristik Kepiting Tapal Kuda
Sebelum kalian mengetahui manfaat unik yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda, kita ketahui terlebih dahulu karakteristik dan perbedaannya dengan kepiting biasa, yuk! Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda, yaitu:
1. Tubuh
Berdasarkan klasifikasi ilmiahnya, persamaan yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda dengan kepiting biasa adalah mereka berada pada filum yang sama yaitu artropoda atau biasa disebut hewan dengan tubuh bersegmen/berbuku-buku.
Perbedaannya mulai terlihat pada kelas dalam klasifikasi ilmiah dari kedua jenis hewan artropoda tersebut. Kepiting tapal kuda termasuk ke dalam kelas merostomata, sementara kepiting biasa berada dalam kelas malacostraca.
Tubuh kepiting tapal kuda memiliki tiga bagian utama, yaitu kepala, perut, dan ekor tulang belakang. Tidak seperti kepiting biasanya, ketiga bagian tubuh tersebut ditutupi oleh cangkang keras berwarna abu-abu tua.
Di balik cangkangnya, susunan kaki yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda mirip dengan kepiting biasa. Namun, ukuran capit yang dimilikinya lebih kecil dibandingkan dengan kepiting lain. Selain itu, kepiting biasa tidak memiliki cangkang besar dan ekor seperti kepiting tapal kuda.
Nama tapal kuda pun disematkan karena bentuk cangkangnya seperti sebuah tapal kuda. Oleh karena itu, kepiting ini dinamakan kepiting tapal kuda atau horse shoe crab.
2. Habitat
Habitat dari kepiting tapal kuda adalah daerah perairan dangkal, seperti hutan mangrove dan kawasan paya-paya (rawa dangkal). Alasannya adalah karena kepiting jenis ini termasuk hewan nokturnal yang mencari makan dan berburu mangsa di malam hari sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan mangsanya. Biasanya, kepiting tersebut suka berburu kerang, cacing, dan alga.
3. Perkembangbiakan
Pada saat musim berkembang biak tiba, mereka akan berbondong-bondong menuju ke pantai. Kepiting tapal kuda betina atau biasa disebut dengan mintuna oleh orang Jawa, akan menyimpan telur mereka ke dalam lubang pasir yang telah digalinya.
Biasanya, mereka dapat bertelur dengan jumlah yang sangat banyak yaitu 2.000-20.000 telur. Telur yang berhasil dibuahi dengan baik oleh mimi, sebutan bagi kepiting tapal kuda jantan, akan menetas dan menjadi larva hanya dalam beberapa minggu saja. Selanjutnya, larva kepiting tersebut akan tersapu ke laut dan berkembang menjadi anak kepiting tapal kuda.
4. Darah Biru
Berbeda dengan manusia atau hewan bertulang belakang (vertebrata) lain yang memiliki zat besi berbentuk hemoglobin (protein sel darah merah) untuk mangangkut dan menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh kita, kepiting tapal kuda memiliki keunikannya tersendiri yaitu berdarah biru. Hal tersebut terjadi karena adanya kandungan hemosianin dalam darah kepiting tersebut.
Hemosianin sendiri merupakan protein zat besi yang mengangkut dan menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh pada hewan invertebrata. Hal yang terjadi dalam darah mereka akan berubah menjadi dua bagian, yaitu tanpa mengikat oksigen akan menjadi Cu(I) dan terikat dengan oksigen menjadi Cu biru (II). Oleh karena itu, darah yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda berwarna biru.
Manfaat Darah Biru Kepiting Tapal Kuda
Perlu diingat, Teman-Teman! Darah biru yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda bukanlah untuk dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, plasma dari darah berwarna biru yang bernama haemocyte lysate dapat dimanfaatkan dalam pengujian klinis.
Beberapa negara maju, seperti negara Amerika dan Jepang banyak menggunakan plasma darah yang dihasilkan kepiting ini untuk berbagai pengujian. Berikut manfaat dan kegunaan plasma darah biru dari kepiting tapal kuda, di antaranya adalah:
1. Pengujian Obat
Tidak seperti kebanyakan hewan pada umumnya yang dapat menghasilkan antibodi, hewan langka satu ini justru tidak memiliki antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Namun, plasma darah yang dimilikinya memiliki sel bernama amebocyte. Sel tersebut berfungsi menggantikan tugas antibodi yang memiliki kemampuan dalam mengikat berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus. Dengan adanya sel tersebut, bakteri, jamur, virus, atau senyawa patogen lainnya yang masuk akan diikat olehnya dan dibuang keluar dari tubuhnya.
Hal tersebut merupakan salah satu kehebatan yang dimiliki oleh plasma darah biru. Oleh karena itu, manusia memanfaatkannya untuk menguji produksi obat agar obat tersebut benar-benar terbebas dari berbagai senyawa patogen. Bahkan, kepiting tersebut sedang digunakan dalam pengujian obat atau vaksin dalam melawan pandemi yang saat ini sedang kita hadapi bersama, covid-19/corona.
2. Pengujian Lingkungan dan Biomedis
Selain digunakan dalam pengujian obat, plasma darah biru yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda pun dipakai dalam pengujian pada produksi bahan makanan, kecantikan, dan berbagai alat kesehatan.
Wah, kita menambah pengetahuan baru hari ini, ya Teman-Teman! Menurut para peneliti kesehatan, penggunaan darah biru dari kepiting tapal kuda ini, dipakai sebanyak 20-30% dari keseluruhan jumlah darah yang dimiliki olehnya sehingga tetap menjaga keberlangsungan hidup dari kepiting jenis tersebut. Walaupun begitu, kita sebagai manusia yang memperoleh manfaat dari keberadaannya harus tetap menjaga dan melestarikan habitatnya agar populasi kepiting ini tetap terjaga. Kalau tidak ada mereka, kita tidak akan dapat mengetahui keberadaan senyawa patogen yang masuk ke dalam tubuh kita. Yuk, saling menjaga keberlangsungan hidup setiap elemen yang ada di bumi ini bersama-sama!