Rumah Bolon, Rumah Adat Suku Batak dengan Banyak Filosofi Mendalam di Tiap Sudutnya
Indonesia merupakan negara dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, terdapat banyak suku, makanan, bahasa, tarian, pakaian, dan rumah khas daerah masing-masing yang menghiasi keanekaragaman budaya Indonesia. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas salah satu rumah adat Indonesia yang berasal dari suku Batak, Sumatera Utara yang bernama rumah bolon.
Apakah kalian sudah pernah melihat rumah adat suku batak ini secara langsung? Bagi kalian yang tinggal di kawasan Sumatera Utara, mungkin sebagian sudah pernah melihatnya, ya. Rumah bolon bentuknya sangat unik dan memiliki filosofi tersendiri dalam setiap sudut rumahnya. Yuk, bersama-sama mengetahui filosofi tiap sudut rumah adat suku Batak!
Filosofi Rumah Bolon
1. Atap Berbentuk Lancip
Atap rumah bolon terbuat dari ijuk. Dalam proses pembuatannya, atap tersebut dibuat melengkung seperti pelana kuda agar dapat menahan angin kencang. Pada bagian depan dan belakang atap berujung lancip yang menjadi ciri khas dari rumah adat suku batak tersebut. Bagian atap depan rumah tersebut, biasanya dibuat lebih panjang dibandingkan dengan bagian belakangnya.
Selain itu, bentuk lancip pada bagian depan dan belakang memiliki makna tersendiri, lho Teman-Teman! Maknanya adalah mendoakan keturunan dari pemilik rumah agar lebih sukses dibandingkan dengan para nenek moyangnya. Oleh karena itu, masyarakat Batak menganggap suci atap rumah adat tersebut. Bahkan, bagian dalam dari atapnya sering dijadikan tempat penyimpanan barang pusaka dan benda penting lainnya.
2. Ukiran Khas
Rumah adat suku Batak ini pun memiliki ukiran khas pada interiornya, ada yang berbentuk ular, kerbau, cicak, dan lambang hewan lainnya. Biasanya, ukiran-ukiran ini dapat ditemui pada dinding dan gagang pintu rumah bolon. Ukiran-ukiran tersebut memiliki makna tersendiri, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Ular
Ukiran berbentuk ular pada rumah bolon memiliki makna keberkahan melimpah dari Allah yang akan diterima oleh pemilik rumah adat suku Batak tersebut.
b. Kerbau
Seperti yang telah diketahui oleh kita semua, kerbau merupakan hewan pekerja keras yang membantu para petani menyuburkan tanah yang akan ditanami padi. Begitu pula dengan makna pada ukiran, diharapkan para anggota keluarga dapat bekerja keras dan memperoleh keberhasilan.
c. Cicak
Ukiran berbentuk cicak pada melambangkan arti mudah bergaul dan menyesuaikan diri meskipun harus merantau di tempat yang sangat jauh.
3. Dinding
Dinding dari rumah bolon ini terbentuk dari kayu yang disatukan oleh ikatan berbahan dasar ijuk dan rotan. Pola dari ikatannya, seperti dua kepala cicak saling bertolak belakang . Dua kepala cicak bermakna sebagai penjaga rumah, sedangkan saling bertolak belakang bermakna semua anggota keluarga memiliki tugas dan peran yang sama.
4. Fondasi
Fondasi yang dipakai untuk membangun rumah bolon berbentuk seperti cincin, batu menjadi tumpuan dari tiang-tiang kayu yang berdiameter 40-50 cm yang menopang dinding dari rumah bolon. Biasanya tiang fondasi rumah tersebut berjumlah delapan belas yang bermakna kebersamaan.
5. Badan Rumah
Badan rumah biasanya disebut sebagai dunia tengah karena seluruh aktivitas yang dilakukan oleh anggota keluarga dilakukan di tempat tersebut. Seperti tidur, memasak, mengobrol, dan bercanda bersama seluruh keluarga. Biasanya terdapat hiasan yang berguna sebagai penolak bala.
6. Pintu Masuk
Terdapat filosofi menarik untuk memasuki pintu masuk dari rumah bolon ini, kalian harus melewati tangga terlebih dahulu dengan cara menundukkan kepala. Hal tersebut bermakna sebagai tamu yang berkunjung, harus menghormati segala peraturan yang telah ditetapkan dalam rumah tersebut ketika sudah melewati pintu masuk.
7. Ruang Luas
Rumah bolon berbentuk seperti panggung, sehingga terdapat ruang atau kolong yang cukup luas untuk digunakan memelihara hewan ternak seperti kerbau dan ayam, binatang yang biasa dipelihara oleh masyarakat Batak. Selain itu, biasanya disisakan tempat khusus menyimpan hasil pertanian. Ruang tersebut bermakna sebagai bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada mereka dalam mengarungi kehidupan.
Itulah makna dari setiap sudut yang ada pada rumah bolon, menarik dan unik, ya Teman-Teman? Setiap sudutnya memiliki makna mendalam tentang kehidupan berkeluarga pada suku Batak. Waktu yang diperlukan untuk membangun rumah bolon cukup lama, yaitu lima tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun rumah tersebut pun tidak sedikit. Selain keperluan biaya dalam keperluan membangun rumahnya saja, terdapat keperluan dalam membuat berbagai upacara dan syarat pembangunan rumah bolon.
Pembangunan yang memakan waktu lama tersebut, nyatanya tidak membuat suku Batak menyerah dalam melestarikan rumah bolon. Bahkan, arsitekturnya tetap dipertahankan untuk menghormati adat yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu, kita jangan malu untuk menyebarkan adat istiadat Indonesia yang begitu kaya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya? Yuk, bersama-sama menjaga kelestarian budaya Indonesia yang cantik nan elok ini, Teman-Teman!