Yuk, Kenali Apa Saja Penyebab Banjir!
Banjir merupakan salah satu dampak dari peristiwa alam yang cukup sering kita dengar. Banyak sekali penyebab banjir. Namun yang pasti, banjir terjadi akibat luapan air berlebihan yang menggenangi suatu wilayah dan menyebabkan wilayah tersebut terendam air.
Banjir terjadi jika debit air di sebuah wilayah tidak mampu lagi ditampung oleh aliran sungai atau aliran irigasi air lainnya. Umumnya, banjir terjadi akibat hujan yang sangat deras, lebat dan terus menerus. Tapi, banyak juga faktor penyebab lain. Apa saja itu? Yuk simak bersama.
7 Penyebab Banjir yang Paling Sering Terjadi
Banjir menjadi bencana yang membuat banyak orang kehilangan harta benda dan bahkan nyawanya. Karena itu, wajib bagi kita semua menjaga diri dan lingkungan supaya bencana ini dapat dihindari.
Terjadinya banjir bukan tanpa sebab. Banyak hal yang dilakukan manusia terhadap lingkungan alam sekitarnya sehingga menyebabkan kerusakan dan mendatangkan musibah banjir.
Berikut kami rangkumkan 7 penyebab banjir yang paling sering terjadi di sekitar kita. Diantaranya adalah :
1. Membuang Sampah Sembarangan
Salah satu penyebab banjir yang paling disadari namun tidak diperhatikan adalah sampah. Tahukah kalian, sampah yang dibuang sembarangan ke aliran sungai atau irigasi dapat menyebabkan banjir?
Sampah akan menghalangi aliran air yang deras sehingga menumpuk di satu titik. Saat titik tersebut tidak mampu lagi menampung, air akan meluap ke area sekitarnya dan menyebabkan banjir.
Saluran irigasi atau sungai yang tersumbat oleh sampah akan selalu terendam banjir saat musim penghujan tiba. Tidak hanya sampah rumah tangga saja, sampah organik seperti dedaunan pun dapat menyebabkan terjadinya banjir.
Itulah mengapa sungai dan saluran drainase harus selalu terjaga kebersihannya. Saluran-saluran air ini harus diperiksa secara berkala untuk melihat ada atau tidaknya pendangkalan. Bisa saja, sampah yang dibuang lebih berat dan tenggelam ke dalam air.
2. Penebangan Hutan
Faktor penyebab banjir yang paling besar pengaruhnya adalah karena pembalakan atau penebangan hutan secara liar. Pepohonan dan hutan adalah daerah resapan air yang paling besar.
Jika jumlah area resapan air berkurang karena penebangan liar, maka akan membuat kawasan yang bisa menyerap air jadi berkurang. Pepohonan yang sebelumnya mampu menampung sejumlah besar air hujan berubah menjadi lahan kosong atau bahkan pemukiman.
Akibatnya, air hujan tidak dapat terserap dengan baik dan mengalir menuju daratan. Daratan yang penuh dengan pemukiman juga memiliki sedikit daerah resapan air sehingga banjir menjadi peristiwa yang tidak terhindarkan.
3. Membangun Pemukiman di Bantaran Sungai
Kurang tertatanya area pemukiman juga menjadi salah satu penyebab banjir. Terlebih lagi jika pemukiman penduduk justru padat di area bantaran sungai. Pendangkalan sungai sangat mungkin terjadi karena sampah yang dibuang masyarakat sekitar.
Selain itu, rumah-rumah yang dibangun di tepian sungai menyebabkan penyempitan badan sungai. Akibatnya, saat terjadi hujan deras, sungai tidak mampu mengalirkan debit air yang meluap-luap.
4. Daerah Dataran Rendah
Daerah yang memiliki banyak area dataran rendah juga sangat berpotensi mengalami banjir. Hal ini dilihat dari sifat air yang mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah. Apalagi jika dataran rendah tersebut memiliki sedikit area resapan, kemungkinan terjadi banjir akan sangat besar sekali.
5. Curah Hujan Tinggi
Curah hujan yang cukup tinggi dan berlangsung berhari-hari juga menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir. Meskipun tersedia banyak area resapan air, namun jika curah hujannya terlalu tinggi, air akan meresap lebih lambat.
Apalagi jika hujan bercurah tinggi terjadi di daerah pemukiman dengan area penyerapan yang minim, banjir pasti tidak terhindarkan. Air hujan akan menggenang dan sulit terserap ke dalam tanah.
Curah hujan tinggi yang terjadi di daerah pegunungan atau dataran tinggi juga bisa membuat area di bawahnya jadi terendam banjir. Air mengalir ke daerah yang lebih rendah dan terjadi penumpukan di daerah tersebut.
6. Perubahan Drainase tanpa Memperhatikan Amdal
Drainase adalah saluran yang sangat penting dalam sebuah tata kota. Tidak hanya untuk mengalirkan air pembuangan saja, namun drainase berperan mencegah terjadinya banjir.
Pembuatan drainase harus benar-benar memperhatikan AMDAL atau analisa dampak lingkungan. Kedalaman, tata letak, area peresapan dan arah drainase harus memperhatikan dampaknya bagi lingkungan sekitar.
Ada ruang atau area-area tertentu yang sangat rentan terjadi penggenangan air. Di sini, sistem drainase harus benar-benar diperhatikan. Perubahan drainase yang serta merta dan sembarangan tanpa memperhatikan dampaknya hanya akan mendatangkan bencana banjir.
7. Tata Ruang yang Salah
Salah satu penyebab terjadinya banjir yang paling umum terjadi yaitu letak dan tata ruang kota yang salah. Pembangunan gedung dan rumah yang nantinya menutupi tanah harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemerintah setempat.
Jika ruang-ruang resapan habis tertutupi bangunan, maka air hujan akan terserap dengan lebih lambat. Saat curah hujan tinggi atau mendapatkan aliran air dari daerah yang lebih tinggi, area tersebut dipastikan akan banjir. Air tidak dapat terserap dengan maksimal dan menggenangi area tersebut.
Kadangkala, ada pula pembangunan yang dilakukan di area resapan air. Area resapan yang seharusnya dipersiapkan untuk menampung air hujan ini malah berubah fungsi menjadi area pemukiman. Maka, tidak heran jika sering terjadi banjir di area tersebut.
Banjir memang hal yang sangat tidak diinginkan dan mendatangkan banyak kerugian. Namun, terjadinya banjir seharusnya membuat kita berpikir. Jangan sampai tindakan kita sendirilah yang justru menjadi penyebab banjir yang tidak diinginkan tersebut.