20 Pahlawan Nasional Indonesia
Bangsa yang besar ialah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya. Indonesia memiliki banyak pahlawan nasional yang rela berjuang demi memperjuangkan kemerdekaan. Negara Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada mereka yang berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah serta berperan dalam memajukan bangsa.
Berikut ini ada 20 pahlawan nasional Indonesia yang perlu dikenang jasa-jasanya yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
1. Ahmad Yani
Ahmad Yani merupakan seorang pahlawan yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Beliau lahir pada tanggal 19 Juni 1922. Dulunya, semua anggota keluarga Ahmad Yani bekerja sebagai karyawan pabrik gula milik orang Belanda. Kemudian, mereka pindah ke Batavia pada tahun 1927 karena ayahnya bekerja untuk General Belanda. Lalu, Ahmad Yani pada tahun 1940 harus mengikuti wajib militer tentara Hindia-Belanda sehingga meninggalkan sekolahnya.
Setelah itu, Ahmad Yani pergi ke Malang, Jawa Timur untuk belajar topografi. Proses belajarnya terganggu akibat datangnya pasukan Jepang di tahun 1942.Waktu itu, Ahmad Yani dan keluarganya memutuskan untuk kembali pindah ke Jawa Tengah.
Pada tahun 1943, Ahmad Yani bergabung menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air) yang diprakarsai oleh Jepang. Beliau mengikuti Pendidikan komandan pleton di Bogor. Setelah itu, dia kembali ke Magelang dengan menjabat sebagai instruktur.
2. As’ad Syamsul
As’ad Syamsul adalah pahlawan yang lahir pada tahun 1897 di Mekah. Beliau wafat pada tahun 1990 di Situbondo, Jawa Timur pada usianya yang ke 93. Beliau merupakan seorang ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama. Beliau terakhir kali menjabat sebagai Dewan Penasehat di organisasi NU. Beliau merupakan seorang tokoh ulama besar yang menjadi cikal bakal berdirinya organisasi NU. Selain itu, As’ad Syamsul juga mendirikan sebuah pondok pesantren Salafiyah Sayafi’iyah di Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
3. Cut Mutia
Cut Mutia adalah seorang pahlawan wanita yang berasal dari Aceh. Beliau lahir pada tahun 1870 dan meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 1910. Dulunya, Cut Mutia berjuang melawan Belanda bersama suaminya, Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Setelah Teuku Muhammad wafat, beliau menikah lagi dengan Pang Nangroe sesuai wasiat dari mendiang suaminya. Kemudin, Cut Mutia dan Pang Nangroe bergabung dengan Teuku Muda Gantoe untuk melakukan sebuah pertempuran di Paya Cicem. Pada pertempuran itu, Cut Mutia bersama para wanita lainnya melarikan diri dengan bersembunyi di hutan. Kemudian, Pang Nangroe gugur pada pertempuran itu tepatnya tanggal 26 September 1910. Cut Mutia diberikan penghargaan oleh negara Indonesia dengan diabadikan fotonya pada uang kertas Rp. 1.000.
4. Cut Nyak Dien
Selain Cut Mutia, ada Cut Nyak Dien yang sama-sama dari Aceh. Beliau lahir tahun 1848 dan wafat pada tanggal 6 November 1908. Cut Nyak Dien ialah istri dari Teuku Umar. Mereka berdua adalah pasangan suami istri yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Cut Nyak Dien diabadikan dengan dijadikan sebagai nama bandar udara yaitu Bandar Udara Cut Nyak Dien Nagan Raya di Meulaboh.
5. Idham Chalid
Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Kalimantan Selatan, tepatnya di Setui. Beliau meninggal dunia pada tanggal 11 Juli 2010 pada usianya yang ke 88 tahun. Beliau adalah pahlawan nasional yang pernah menjadi pemimpin suatu ormas Islam, Nahdatul Ulama di saat usianya masih muda. Organisasi Masyarakat tersebut didirikan oleh para ulama tahun 1926. Beliau menjadi tokoh yang berjaya pada masa orde baru dan orde lama.
6. Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman adalah pahlawan nasional yang sangat berjasa untuk negara Indonesia. Beliau menjabat sebagai Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman. Pada tanggal 1 Maret 1949, beliau mengadakan perang gerilya. Hal ini dilakukan karena pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melakukan agresi Militer II dan ingin menduduki Yogyakarta.
Selain itu, Jenderal Sudirman juga menjadi komando dalam aksi serangan 1 Maret 1949 di Yogyakarta dengan pemimpinnya ialah Kolonel Soeharto. Beliau tutup usia di usia yang terbilang masih muda, yaitu usia 34 tahun pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang.
7. Jhon Lie
Jhon Lie merupakan pahlawan nasional yang berasal dari keturunan Tionghoa. Beliau lahir pada tanggal 9 Maret 1911. Awalnya, Jhon adalah seorang mualim yang ikut pelayaran niaga milik Belanda.
John dengan kekuatannya yang gagah berani membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang. Atas jasanya tersebut, kemudian John diangkat menjadi Mayor. Selain itu, Jhon juga berani menembus daerah perairan Selat Malaka yang telah di blockade oleh Angkatan Laut Belanda. Aksi menembus Blockade laut ini tak hanya dilakukan sekali dua kali saja, melainkan hingga 15 kali. Kemudian, pada tahun 1947-1949, John berjasa dapat memberikan suplai senjata, amunisi dan obat-obatan kepada para pejuang di Sumatera.
8. Kartini
RA Kartini adalah pahlawan nasional yang sangat berjasa untuk negara Indonesia, terutama bagi kaum wanita. Beliau lahir pada tanggal 21 April 1879. Beliau dipersunting oleh seorang bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrat. Setelah menikah, Kartini mendirikan sekolah khusus untuk wanita di daerah komplek Kabupaten Rembang. Sekarang, bangunan tersebut diberi nama sebagai Gedung Pramuka.
Raden Ajeng Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun yaitu tanggal 17 September 1904. Atas jasanya dalam mempedulikan pendidikan kaum wanita, setiap hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini.
9. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah pahlawan yang lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Tanggal 18 November 1912, beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah. Tujuan beliau ialah ingin mengajak masyarakat untuk hidup sesuai dengan ajaran Al Quran dan al Hadist. Beliau menyatakan bahwa Muhammadiyah bukannya organisasi politik melainkan organisasi di bidang sosial dan pendidikan. KH. Ahmad Dahlan tutup usia pada 54 tahun, tanggal 23 Februari 1923.
10. Ki Hajar Dewantara
Nama lain Ki Hajar Dewantara ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau mendirikan Perguruan Tinggi Taman Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922. Beliau merupakan seorang aktivitis yang peduli pada pendidikan bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara ingin seluruh masyarakat Indonesia bisa mengenyam pendidikan seperti layaknya seorang priyayi ataupun orang Belanda.
Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889, dan wafat di usianya yang ke 69 tahun, pada tanggal 26 April 1959. Sebagai penghormatan atas jasanya, setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan.
11. Lafran Pane
Lafran Pane berasal dari Tapanuli Selatan. Dia menjadi santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Sipirok, kemudian lanjut ke pesantren milik Ahmad Dahlan. Lafran Pane menjadi salah satu pendiri HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam. Organisasi ini didirikan pada tanggal 5 Februari 1947. Kemudian, Lafre Pane ditetapkan sebagai pemrakarsa berdirinya HMI pada tanggal kongres XI HMI tahun 1974. Beliau lahir pada tanggal 5 Februari 1922 dan wafat pada tanggal 25 Januari 1991.
12. Laksamana Malahayati
Laksamana Mahalayati adalah pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Beliau adalah laksamana laut wanita pertama di dunia. Beliau memiliki keberanian yang tinggi dalam melawan Portugis dan Belanda pada abad ke 16 M. Beliau sangat pandai di medang perang dan pandai melakukan perundingan. Beliau lahir pada tahun 1550, dan wafat pada tahun 1615.
13. Muhammad Hatta
Muhammad Hatta lahir di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau diberikan gelar pahlawan nasional dan seorang proklamator bersama Ir Soekarno. Sebab, beliau bersama Ir Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pad tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, beliau juga dijuluki sebagai bapak koperasi Indonesia sebab beliau menulis buku yang berjudul tentang koperasi saat menjabat sebagai wakil presiden.
14. Pangeran Antasari
Pangeran Antasari adalah pahlawan nasional asal Banjar, Kalimantan Selatan. Beliau lahir pada tahun 1797. Dulunya, beliau bernama Gusti Inu Kartapati. Pangeran Antasari diangkat sebagai Sultan Banjar pada tahun 1862. Kemudian, dia mendapatkan gelar Penembahan Amirudin Khalifatul Mukminin yang artinya sebagai pemuka agama tinggi, pemimpin pemerintahan dan panglima perang. Gelar pahlawan nasional diberikan kepada beliau pada tanggal 27 Maret 1968. Beliau wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di Barito Utara.
15. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional asal Yogyakarta. Beliau berjuang melawan Belanda pada tahun 1825-1830. Lahir pada tanggal 11 November 1785 dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855. Pangeran Diponegoro merupakan anak pertama dari Sultan Hamengkubuwono III. Untuk menghormati jasa Pangeran Diponegoro, beberapa kota besar di Indonesia menggunakan namanya. Selain itu, nama-nama jalan dan universitas pun ada yang menggunakan nama Diponegoro. Contohnya ialah Universitas Diponegoro dan Stadion Diponegoro. Status pahlawan nasional diberikan kepada pangeran Diponegoro pada tanggal 6 November 1973.
16. Pattimura
Pattimura nama aslinya adalah Thomas Matulessy. Beliau lahir tanggal 8 Juni 1783 di Maluku. Pattimura pernah memimpin perang yang sangat besar. Selain itu, beliau juga dapat menyatukan rakyat dari Kerajaan Ternate dan Tidore yang pernah terpecah belah. Beliau pasang dada untuk melawan VOC Belanda untuk Maluku.
Sebelumnya, Pattimura pernah menjabat sebagai sersan di militer Inggris. Beliau memiliki keahlian dalam mengatur strategi perang. Tanggal 16 Mei 1817 beliau dinobatkan sebagai Kapitten Pattimura.
17. Soekarno
Soekarno adalah presiden pertama Indonesia pada tahun 1945- 1966. Selain dinobatkan sebagai pahlawan nasional, beliau juga sebagai bapak proklamator Indonesia bersama Muhammad Hatta. Lalu, Soekarno juga memiliki peran penting lain dalam memerdekakan Indonesia. Beliau mencetuskan Dasar Negara Indonesia Pancasila. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di usianya yang ke 66 tahun.
18. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin merupakan pahlawan nasional dari Makasar, Sulawesi Selatan. Beliau lahir pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat 12 Juni 1670 di usianya yang ke 39 tahun. Semasa hidupnya, beliau menentang keras adanya monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC Belanda karena sangat merugikan rakyat Indonesia. Dulunya, Sultan Hasanudin menjadi pemimpin Kerajaan Islam Gowa.
19. Sultan Mahmud Badaruddin
Sultan Mahmud Baharuddin adalah pahlawan nasional yang merupakan pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam. Beliau memimpin hingga 2 periode yaitu tahun 1803 hingga 1821. Nama asli Mahmud Badaruddin ialah Raden Hasan Pangeran Ratu. Dia menjabat sebagai pemimpin menggantikan ayahnya yang bernama Sultan Muhammad Bahaudin. Semasa menjadi pemimpin, beliau berkali-kali memimpin pertempuran melawan Belanda dan Inggris. Salah satu perang yang dipimpinnya ialah Perang Menteng.
20. Tan Malaka
Tan Malaka adalah seorang pahlawan nasional yang memiliki nama lengkap Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka. Beliau lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Sumatera Barat. Penghargaan sebagai pahlawan nasional didapatkannya pada tanggal 28 Maret 1963. Semasa hidupnya, beliau merupakan seorang aktivis pemimpin partai komunis Indonesia. Selain itu, beliau juga pemrakarsa berdirinya Partai Murba.
Para pahlawan nasional tersebut telah berjuang keras demi merebut kemerdekaan Indonesia, bahkan sampai rela menjadikan nyawa sebagai taruhannya. Kita patut mengenang jasa para pahlawan nasional tersebut.