Upaya-Upaya Meningkatkan Tingkat Literasi Anak di Indonesia
Hay Moms, sudah bukan menjadi sebuah rahasia apabila kita membicara tingkat literasi Indonesia saat ini berada dalam peringkat bawah, lebih tepatnya peringkat 62 dari 70 peringkat. Sebelumnya, Kak Muffin akan menjelaskan apa itu literasi. Literasi adalah kemampuan kognitif dalam membaca dan menulis. Walaupun cukup jauh dari konsepnya, inti dari literasi individu tersebut terbebas dari buta huruf.
Penyebab dari tingkat literasi yang kurang, terdapat berbagai faktor. Mulai dari akses buku yang sulit, masifnya teknologi, gaya hidup, dan beberapa hal yang lain. Kurangnya tingkat literasi berdampak ke seluruh dampak, seperti pendidikan, mutu SDM, hingga kesehatan. Literasi membawa peran penting dalam segala lini kehidupan manusia.
Namun dalam praktiknya, budaya literasi harus dimulai dalam lingkungan keluarga. Budaya membaca buku harus dilakukan oleh orang tua, sehingga anak-anak bisa meniru perilaku tersebut. Karena anak-anak adalah mesin fotokopi terbaik. Mereka akan meniru siapa yang dianggap menjadi role model di kehidupannya.
Dalam meningkatkan tingkat literasi anak, pemerintah tidak hanya diam berpangku tangan. Pemerintah telah menambah suplemen literasi mendasar, baik melalui program, kegiatan, ataupun kebijakan publik yang meningkatkan tingkat literasi dunia pendidikan.
-
Akses Buku yang Lebih Mudah
Salah satu faktor mengapa minat baca anak rendah adalah sulitnya akses untuk mendapatkan buku. Semangat baca tinggi tanpa diiringi dengan buku menjadi tidak berarti. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menggalakkan program “Kampung Literasi”.
Selain Kampung Literasi, program lain yang mendorong tingkat literasi anak indonesia adalah pengiriman buku gratis setiap bulan per tanggal 17 ke seluruh daerah di Indonesia. Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia telah menginisiasi program ini bersama PT Pos Indonesia. Program ini diharapkan memberikan akses baca kepada masyarakat dengan mudah dan biaya yang terjangkau.
-
Perbaikan Kualitas Bacaan
Dilansir dari Ikapi, lebih dari 30.000 judul buku yang terbit setiap tahunnya di Indonesia. Sebaliknya, rata-rata orang Indonesia hanya membeli 2 buku tiap tahunnya. Sangat berbanding terbalik jumlahnya kan Moms? Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan kualitas bacaan. Terkhusus untuk generasi milenial atau gen Z. Para pegiat di dunia perbukuan sekarang harus melakukan riset konten dan tema yang diperlukan untuk mendapatkan perhatian mereka.
-
Menggalakkan Program Literasi
Peningkatan program literasi anak tidak hanya dilakukan di tingkat lingkungan saja, melainkan juga di dunia pendidikan. Kemendikbud telah menerbitkan berbagai program dengan tajuk literasi.
Salah satunya adalah Festival Literasi Sekolah yang digelar setiap tahun. Program ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi, mulai dari membaca dan menulis literasi terhadap IT, serta memotivasi agar gerakan literasi tetap lestari di sekolah.
Selain program nasional, masih ada program literasi internasional yang dihadirkan secara menarik bahkan sanggup menghadirkan tamu penulis dari mancanegara, seperti Indonesia Book Fair, Makassar International Writer Festival, dan masih banyak lagi. Para Moms bisa mengunjungi festival literasi tersebut setiap tahunnya bersama anak untuk meningkatkan minat literasi anak.
-
Pengelolaan Buku yang Semakin Terorganisir
Menurut dari Ikapi, jumlah penerbit buku di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 saja penerbit di Indonesia yang aktif mencapai 711 unit yang tersebar di berbagai wilayah.
Namun, Moms tentunya akan menyadari akhir-akhir ini sulit ditemukan bahkan banyak yang tutup. Sehingga akses ke buku menjadi sangat sulit. Oleh karena itu peran teknologi sangat vital sebagai pendukung tata kelola perbukuan. Lokapasar atau marketplace menjadi portal penjualan buku atau ebook menjadi salah satu solusi yang jitu.
Disini Kak Muffin akan memberikan beberapa cara untuk meningkatkan literasi anak di rumah. Sehingga para Moms bisa mempratekkannya:
-
Membaca Buku Secara Nyaring
Membaca buku secara nyaring akan hingga terdengar oleh anak-anak akan merangsang indera pendengaran mereka. Anak-anak akan menjadi terbiasa dengan suara dan Intonasi Moms. Hal ini akan mendorong perkembangan dari indera pendengaran anak-anak.
-
Mengajak Anak untuk Bercerita
Ajaklah anak untuk menceritakan hal-hal yang sedang dialami. Moms bisa memulainya dengan pertanyaan “Ada cerita apa hari ini?” atau “hari kamu telah melakukan apa saja?” Ketika Moms sudah merasa anak telah meningkat kemampuan bicaranya. Moms bisa menanyakan hal-hal yang lebih rinci.
Contohnya Moms bisa menanyakan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar, “Kenapa semut suka sama yang manis-manis?” Kak Muffin sangat merekomendasikan Moms untuk bertanya seperti itu tadi agar anak dan balita terlatih untuk berpikir berusaha mencari jawaban.
Walaupun awalnya akan terdengar nyeleneh, Moms bisa membenarkannya nanti. Karena yang terpenting adalah keterampilan bahasa lisan anak menjadi terlatih.
-
Mendorong Anak untuk Menceritakan Pengalamannya
Moms bisa mengajak anak-anak bercerita tentang pengalaman anak. Misalnya cerita di sekolah atau menceritakan ulang film yang telah ditonton. Bahasa lisan yang akan meningkatkan perkembangan literasinya. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
-
Mendokumentasikan Cerita yang Anak-anak Sampaikan
Ketika anak-anak bercerita, pastikan Moms telah menyiapkan ponsel untuk merekam atau buku catatan untuk mencatat. Hasil dokumentasi tadi bisa ditinjau sebagai bahan pembelajaran bagi anak-anak untuk memperkuat kosa kata, struktur cerita, atau tata bahasa.
-
Lakukan Permainan Literasi bersama Anak
Anda bisa mengajak anak bermain balok alfabet, permainan menghitung, permainan kata, atau melakukan percobaan sains sederhana. Moms bisa menemukan dengan mudah referensi permainan-permainan yang asyik dan edukatif di internet.
-
Perbanyak Buku di Rumah
Apabila Moms memiliki bayi dan balita, Moms bisa memulai pendidikan literasi untuk balita dengan buku-buku mengenal anggota tubuh sederhana atau mengenalkan flora dan fauna, buku cerita bergambar atau ajak anak berinteraksi dengan benda-benda sekitar seperti makanannya atau mainan-mainannya.
Jika dirasa anak sudah mahir, Moms bisa meningkatkan ke tahapan selanjutnya. Moms bisa mengajak anak untuk berinteraksi dengan buku cerita, misalnya Moms bisa bertanya untuk menstimulasi kognitif anak dengan, “Bagaimana nasib si kancil ya?”.
-
Berikan Kebebasan Anak dalam Memilih Bacaan
Mengajar literasi pada anak bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Akan tetapi Moms perlu membiarkan anak-anak memilih buku sesuai selera mereka agar bersemangat untuk belajar literasi.
Moms dan Dads hanya perlu mengawasi dan membantu anak untuk memilih buku yang sesuai usia anak. Topik dan jenis cerita harus sejalan dengan minat anak agar mendorong rasa ingin membaca.
-
Bermain dengan Kata
Rangsang anak untuk belajar kata. Moms bisa membuat kata-kaya yang logis dan masuk akal. Misalnya, ketika anak menyebutkan kata kursi maka tunjukkanlah wujud dari kursi. Ketika anak menyebut kucing maka bunyikan suara kucing atau tunjukkan wujud kucing. Bermain kata seperti ini adalah latihan literasi yang cocok untuk balita dan anak-anak.
-
Membuat Jadwal Rutin Membaca
Agar anak dan balita menyadari pentingnya literasi, Moms perlu membuat jadwal rutin kegiatan membaca setiap harinya. Contohnya, sebelum tidur atau ketika di perjalanan. Ketika sedang melakukan kegiatan literasi, jauhkan hal-hal yang mengganggu seperti gawai, televisi. Kegiatan literasi bersama juga akan meningkatkan ikatan antara balita dengan Moms.
Literasi untuk balita memang masih terdengar jarang namun Moms bisa memulainya sedini mungkin. Balita dan anak yang terlatih dalam budaya literasi, daya pikirnya akan lebih berkembang dan lebih kreatif. Tidak perlu memaksa anak untuk membaca, beri anak kesempatan bermain agar ketika kembali membaca mereka dalam keadaan segar dan siap menerima literasi baru.