Kenapa Langit Malam Gelap?

langit malam

Kita tahu, matahari adalah bintang dan merupakan sumber cahaya utama bagi bumi. Nah, dengan banyaknya bintang lain di alam semesta, pernahkah Teman-Teman berpikir mengapa langit malam gelap dan tidak disinari oleh bintang lain seperti bintang matahari menyinari bumi? 

Fenomena langit malam yang gelap meski ada bintang lain yang terlihat dari bumi di malam hari ini disebut dengan paradox olber. Paradox ini belum ada penjelasan resminya, tetapi ada beberapa teori yang disinyalir menjadi penyebabnya. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang disinyalir menyebabkan langit bumi gelap di malam hari. 

Jarak Bintang Lain ke Bumi

langit malam
Gambar Oleh: Gambar oleh PIRO4D dari Pixabay

Meski ada banyak sekali bintang yang ada di alam semesta, tetapi sinar dari bintang lain yang ada di luar angkasa ini belum tentu mencapai bumi. Artinya, cahaya juga memiliki kecepatan dan hanya akan bisa dilihat dan dirasakan jika sudah sampai ke bumi sesuai dengan jarak dan kecepatannya. 

Contohnya, jika jarak bumi dan matahari adalah sekitar 149,6 juta kilometer sedangkan kecepatan cahaya 3108 meter per detik, maka dibutuhkah waktu sekitar 15 tahun untuk merambatkan cahaya dari matahari ke bumi. Artinya, cahaya yang kita rasakan saat ini adalah cahaya yang dipancarkan oleh matahari sekitar 15 tahun yang lalu. 

Hal ini juga berlaku untuk cahaya dari bintang lain. Jarak antara bintang lain yang pasti lebih jauh dari jarak matahari ke bumi, memungkinkan cahaya dari bintang lain belum sampai ke bumi dan menyebabkan langit malam tetap gelap meski ada banyak sekali bintang yang bisa ditemukan di langit di malam hari. 

Usia Bintang yang Tidak Panjang

langit malam
Gambar Oleh: Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab bintang lain di alam semesta tidak bisa menyinari bumi pada malam hari adalah karena usia bintang di alam semesta yang mungkin tidak sepanjang jarak cahaya antara bumi dan bintang tersebut. Hal ini juga bisa menjadi penyebab bintang selain matahari tidak bisa menyinari langit bumi di malam hari. 

Usia bintang yang tidak panjang membuat cahaya mereka redup bahkan sebelum sampai ke bumi. Oleh karena itu, meski ada banyak bintang di alam semesta, tidak ada yang bisa membuat langit malam seterang saat adanya matahari di siang hari. 

Teori Debu

langit malam
Gambar Oleh: Gambar oleh Andrew Coles dari Pixabay

Salah satu teori yang menjelaskan mengapa langit di bumi pada malam hari berwarna gelap adalah adanya teori debu. Teori debu merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa debu di langit antar planet dan galaksi merupakan penyebab cahaya dari bintang lain tidak bisa sampai ke bumi untuk menyinari bumi di malam hari. Tetapi kemudian teori ini dipatahkan dengan alasan bahwa debu-debu yang ada di alam semesta pada dasarnya memiliki sifat menyerap cahaya. Dengan sifat menyerap cahaya ini, debu ini bukannya menghambat justru ia malah bisa bersinar dengan terang pada saat ia mendapatkan paparan cahaya dari sebuah bintang. 

Bahkan ada beberapa teori yang juga menyebutkan bahwa paparan cahaya dari debu ini bahkan bisa sama panasnya dengan sumber cahaya yang meneranginya. Hal inilah yang membuat teori ini gugur untuk menjelaskan mengapa langit malam di bumi masih gelap meski banyak bintang lain yang mungkin menyinari bumi di kala malam. 

Tiga teori tersebut merupakan teori yang dianggap cukup menarik dan cukup banyak mendapatkan perhatian sebagai jawaban dari mengapa langit bumi di malam hari cukup redup. Akan tetapi perlu Teman-Teman tahu bahwa tentu saja belum ada jawaban pasti mengenai alasan mengapa langit bumi di malam hari tetap redup meski ada banyak bintang yang bersinar. Hal inilah yang membuat gelapnya langit di malam hari tetap menjadi paradox. 

Selain teori di atas, sebenarnya masih banyak teori lain yang menjelaskan mengenai bumi dan langit malam yang gelap. Akan tetapi kemungkinan besar teori tersebut tidak bisa dijadikan patokan karena kurang valid karena masih membutuhkan penelitian selanjutnya seperti yang terjadi pada teori debu di atas.

Bagaimana Bintang Terbentuk?

bintang

Apakah setiap malam Teman-Teman sering melihat bintang? Langit malam yang berhiaskan bintang memang sangat indah. Bahkan untuk beberapa orang, melihat bintang di malam hari menjadi hobi dan cara untuk menghilangkan stress dan penat. 

Namun, pernahkah Teman-Teman berpikir bagaimana proses terbentuknya bintang? Bagaimana bintang bisa nampak indah dan bersinar di langit malam? Mungkin Teman-Teman pernah belajar sedikit mengenai bintang di sekolah. Tapi, jika ingin belajar lagi tentang pembentukan bintang dan harus membuka-buka buku pelajaran sekolah, mungkin akan cukup makan waktu. 

Tapi tenang saja, sebenarnya Teman-Teman tetap bisa belajar tentang terbentuknya suatu bintang, tanpa perlu membuka dan membaca lama buku pelajaran lagi. Karena Teman-Teman bisa membacanya di artikel ini. Kali ini kita akan membahas tentang proses terbentuknya bintang secara singkat 

Nah, Teman-Teman penasaran? Mari simak pembahasannya di bawah ini!

Proses Pembentukan Bintang

bintang
Gambar Oleh: Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Teman-Teman pasti akan dengan mudah melihat bintang di malam yang cerah. Teman-Teman akan melihat titik-titik putih ataupun biru berkedip-kedip di langit. Meskipun tampak kecil sekali, namun nyatanya bintang mempunyai ukuran yang besar sekali, lho!

Bintang merupakan benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri. Bintang adalah aspek fundamental suatu galaksi. Umur, komposisi, distribusi bintang-bintang dapat menjelaskan sejarah serta evolusi galaksi. 

Bintang asalnya terbentuk dari gumpalan awan molekul yang kerapatannya tinggi yang dikenal dengan nama nebula. Gumpalan yang satu ini akan menciptakan gravitasi sendiri. Tetapi gravitasi yang timbul tak stabil sehingga dapat membuat gumpalan tersebut hancur dengan sendirinya. 

Saat gumpalan awan tersebut mulai hancur, material di tengahnya akan mulai panas. Inti dari gumpalan yang mulai panas ini disebut protostar yang menjadi cikal bakal terbentuknya bintang. Semakin protostar kecil, maka intinya berputar dengan lebih cepat, sehingga akan meningkatkan tekanan serta suhu protostar. 

Bakal bintang umumnya akan terbagi ke beberapa bagian. Inilah yang menjadi sebab kebanyakan bintang umumnya berpasangan ataupun berkelompok sehingga membentuk rasi bintang. Sementara sisa partikelnya tak ikut memanas akan jadi asteroid, planet, komet atau akan tetap jadi serbuk partikel biasa. Jutaan tahun setelahnya, suhu inti dari bakal bintang tersebut akan jadi meningkat sampai 15 juta derajat celcius. 

Bintang dengan ukuran besar, seperti misalnya matahari memerlukan waktu 50 juta tahun untuk jadi bintang utuh sejak hancurnya gumpalan awan. Bintang yang telah jadi akan hidup dan bertahan sampai 10 milyar tahun lamanya. Bintang membutuhkan bahan bakarnya. Bahan bakar tersebut diperoleh melalui reaksi fusi nuklir hidrogen yang menghasilkan helium. Energi tersebut nantinya mencegah bintang mati dan berhenti untuk memancarkan cahaya. 

Warna Bintang

bintang
Gambar Oleh: Gambar oleh WikiImages dari Pixabay

Ada cukup banyak variasi warna bintang berdasarkan luminositas cahaya. Luminositas sendiri merupakan banyaknya cahaya yang tercipta setiap satuan waktu. Tidak hanya itu, jarak bumi ke bintang serta suhu bintang dapat pengaruhi warna bintang yang terlihat oleh Teman-Teman. Bintang yang panas sekali nantinya akan terlihat berwarna kemerahan atau jingga.

Jenis Bintang

bintang
Gambar Oleh: Gambar oleh Rene Tittmann dari Pixabay

Berdasarkan dari diagram Hertzsprung-Russell, bintang dibagi jadi beberapa jenis. Diagram yang satu ini membagi jenis bintang berdasarkan dengan keterangan cahayanya dan suhu. Beberapa jenis bintang yang ada seperti dwarf, white dwarf, giant serta supergiant. Bintang jenis supergiant diperkirakan mempunyai radiasi yang lebih besar ribuan kali dibandingkan dengan matahari.
Matahari termasuk ke dalam jenis white dwarf. Matahari saat ini sudah berusia sekitar 4,6 juta tahun. Matahari juga diperkirakan akan tetap hidup sampai beberapa milyar tahun kemudian.

Mengenal Bintang Mati

bintang
Gambar Oleh: Gambar oleh WikiImages dari Pixabay

Usia bintang yang semakin mendekati akhir karena sebagian besar hydrogen sudah dikonversi menjadi helium. Nantinya helium tenggelam ke dalam inti bintang yang kemudian meningkatkan suhu bintang sehingga akan menimbulkan gas panas. Bintang yang menjadi lebih besar ini disebut sebagai red giant. Setelah permukaannya meledak karena suhu yang panas sekali, bintang pun akan berhenti untuk memproduksi energi dan kemudian jadi bintang mati.

Nah, itulah penjelasan sedikit mengenai proses bagaimana bintang terbentuk. Jadi, Sekarang Teman-Teman sudah tahu bagaimana terbentuknya suatu bintang, kan? Semoga artikelnya menambah wawasan dan bermanfaat, ya!  

error: Isi artikel ini dilindungi !!